Wisata Mistis di Desa Panjalu

Hmmmm…kalo berbicara tentang wisata mistis saya bisa jamin deh Indonesia pasti juaranya \(´`)/
Karena kita tau sendirikan…bagaian jengkal tanah sebelah mana sih di Indonesia ini yang gak ada cerita-cerita mistisnya dari mulai yang berupa bangunan-bangunan kerajaan, candi-candi, sampai gua-gua bahkan pesisir-pesisir pantai semua ada cerita horornya (∫˘˘)∫

Oke…lanjuttt \(´`)/

Postingan kali ini saya akan berbagi cerita tentang wisata mistis saya disalah satu daerah di Jawa Barat 
yaitu didesa Panjalu, Ciamis ˆˆ

Buat kalian yang suka dengan wisata-wisata mistis nan penuh cerita sejarah yang puanjangggggg……..berbagai objeck wisata di desa Panjalu ini Recommended banget loh…karena selain mistisnya dan sejarahnya yang dapet banget..bajet yang dikeluarkan murah banget….terjangkau banget buat anak kostan seperti saya gini ˆˆ

Untuk mencapai desa Panjalu dari Bandung cukup mudah…tinggal pergi saja ke terminal Cicaheum terus cari Elep jurusan Ciamis, bilang sama mamangnya berhenti di Panjalu…hahhaahaha simple banget kan \(´`)/

Ongkosnya juga murah berkisar 20 ribu sampai 30 ribuanlah…. ˆˆ

Saya dan 4 orang teman saya berangkat dari daerah Antapani Bandung menuju terminal cicaheum diantar oleh Ayah teman saya menggunakan mobil pickup untuk angkutan barang hahhahha (´`)
Kebayang dong dear ditengah kota naik mobik pickup gitu dengan terik matahari yang sangat menyengat….pokoknya uwooowww banget (´`)
Dan gak tau kenapa sepertinya orang-orang dijalan itu pandangannya tertuju kepada kita…yah secara kita kan cewe-cewe kece semua hahhahhaa (´`)


Sampai diterminal langsung naik elep.....dan meluncur ke Panjalu…. ˆˆ




Panjalu ini merupakan sebuah Kecamatan di Kabupaten Ciamis, Provinsi Jawa Barat, Indonesia dear ˆˆ

 Kantor Kecamatan Panjalu beralamat di Jalan Raya Garahang-Ciater No. 1, Panjalu dengan Kode Pos 46264 ˆˆ


Didepan kantor kecamatan panjalu ini terdapat lapangan tempat berkumpul warga panjalu dear ˆˆ





Lapangan ini juga dilengkapi dengan air mancur sebagai pusat hiburan warga panjalu… ˆˆ


Sebagai salah satu lingkungan pedesaan yang memliki latar belakang sejarah dan budaya yang cukup menarik, Panjalu memiliki lingkungan geografis pegunungan yang cukup baik, sejuk dan indah loh dear  ˆˆ

Sehingga tidak mengherankan jika masyarakat desa panjalu merupakan masyarakat yang agraris (bertani), hal ini disebabkan karena panjalu dikelilingi pegunungan dengan tanah yang subur…



Daerah Panjalu amat dikenal masyarakat Pasundan karena memiliki nilai-nilai sejarah yang tinggi. Setiap bulan maulud, masyarakat Panjalu menggelar upacara Nyangku. Yakni ritual membersihkan benda pusaka sebagai penghormatan terhadap karuhun mereka Prabu Boros Ngora. Upacara adat ini selalu menyedot ribuan pengunjung loh dear ˆˆ

Sayangnya saat kami berkunjung ke Panjalu sedang tidak bersamaan dengan bulan maulud jadi gak bisa liat upacara Nyangku deh (˘̩̩̩-˘̩ƪ)


Panjalu ini merupakan daerah yang memiliki kekayaan alam luar biasa. Ia terletak pada sebuah bukit yang dikelilingi gunung-gunung. Di sebelah selatan Panjalu terdapat Gunung Syawal, sebelah utara Gunung Cakrabuana, barat Gunung Cendana dan timur Gunung Situng. Panjalu diliputi hawa pegunungan yang nyaman, sejuk dan segar. Tempat ini pun sangat mudah ditempuh karena dapat langsung berhubungan dengan daerah lain seperti Ciamis, Tasikmalaya, Majalengka, dan Kuningan.


Ditelinga masyarakat Jawa Barat, nama Panjalu identik dengan tempat-tempat spiritual yang kerap dijadikan lokasi wisata rohani atau ziarah. Sebut saja Karantenan Gunung Syawal, Batu Latar, Gunung Syawal, Cijauh, Kapunduhan, Guru Aji Cilimus, Cipanjalu, Citatah Dayeuh Luhur, Batu Panjang, Bumi Sakti, Gunung Tilu Panuusan, Cilanglung, Sareupeun, Kubang Kelong, Giut, Situ Lengkong, Bumi alit , Nusa Gede dan Astana Gede.


Nah dari sekian banyak objek wisata diatas saya akan berbagi pengalaman tentang beberapa tempat yang saya kunjungi selama di Panjalu yaitu Bumi Alit & Situ Lengkong ˆˆ

Bumi Alit





Pasucian Bumi Alit atau lebih populer disebut Bumi Alit saja ini dibangun sebagai tempat penyimpanan pusaka peninggalan Prabu Sanghyang Borosngora oleh Prabu Rahyang Kancana di Dayeuh Nagasari, Ciomas. Kata-kata bumi alit dalam Bahasa Sunda berarti "rumah kecil" .
Benda-benda pusaka yang tersimpan di Bumi Alit itu antara lain adalah:

1. Pedang, cinderamata dari Baginda Ali RA, sebagai senjata yang digunakan untuk pembela diri dalam rangka menyebarluaskan agama Islam.
2. Cis, berupa tombak bermata dua atau dwisula yang berfungsi sebagai senjata pelindung dan kelengkapan dalam berdakwah atau berkhutbah dalam rangka menyebarluaskan ajaran agama Islam.
3. Keris Komando, senjata yang digunakan oleh Raja Panjalu sebagai penanda kedudukan bahwa ia seorang Raja Panjalu.
4. Keris, sebagai pegangan para Bupati Panjalu.
5. Pancaworo, digunakan sebagai senjata perang pada zaman dahulu.
6. Bangreng, digunakan sebagai senjata perang pada zaman dahulu.
7. Gong kecil, digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan rakyat pada zaman dahulu.
8. Kujang, senjata perang khas Sunda peninggalan seorang petapa sakti bernama Pendita Gunawisesa Wiku Trenggana (Aki Garahang) yang diturunkan kepada para Raja Panjalu.

Nah ini dia dear foto-foto lemari tempat penyimpanan benda-benda pusaka tersebut ˆˆ




Di Bumi Alit ini pula Prabu Sanghyang Borosngora yang merupakan penyebar pertama agama Islam di daerah Ciamis dimakamkan, sehingga tidak heran jika banyak pengunjung datang dari luar daerah untuk melakukan ziarah.
Nih dia dear foto Peti Makam Prabu Sanghyang Borosngora….



Pengunjung tidak diperkenankan masuk langsung melihat atau menyentuh peti makam Prabu Sanghyang Borosngora, melainkan hanya diperbolehkan melihat melalui sela kecil yang telah disediakan.


Sedangkan jika ingin mengirimkan doa, disediakan tempat berupa lorong dibawah makam.


Selain itu, di Bumi Alit ini terdapat sebuah batu peninggalan yang biasa digunakan untuk sholat (sujud) Prabu Sanghyang Borosngora yang dikenal dengan batu sujud .


Biasanya, ketika pertama kali kita mengunjungi Bumi Alit akan disambut oleh seorang juru kunci bernama H. Edi Tjakradinata. 



Awalnya beliau akan menceritakan sejarah Panjalu secara garis besar dengan menggunakan bahasa Sunda Halus, namun biasanya para pengunjung ditanya satu persatu dahulu asalnya dari mana. Jika bukan berasal dari daerah Sunda maka juru kunci akan menggunakan bahasa Indonesia. Setelah menceritakan sejarah panjalu, selanjutnya beliau akan membimbing tata cara berziarah. 

Nah setelah berziarah di Bumi Alit kita bisa mampir ke pasar tradisional Panjalu dear ˆˆ
Letaknya gak jauh dari Bumi Alt, gak sampe 5 meter juga udah sampe pasar (´`)



Pasar Tradisional Panjalu ini sama dengan pasar-pasar tradisional pada umumnya ˆˆ
Disini kita dapat membeli oleh-oleh khas Panjalu yaitu Seroja ˆˆ



Seroja adalah salah satu cemilan khas Ciamis yang behasil kami cicipi. Camilan yang satu ini berasal dari nama kembang seroja. Bentuknya memang dibuat mirip bunga seroja yang cantik. Rasanya juga krenyes gurih saat dimakan, membuat mulut tidak bisa berhenti bergoyang. Kalau orang Betawi punya kue kembang goyang, urang Sunda punya kue saroja ˆˆ

Situ Lengkong

Setelah berziarah di Bumi Alit dan membeli seroja dipasar Tradisional Panjalu..kami capcus lanjut berjalan ke Situ Lengkong…(´`)



Situ Lengkong ini tidak jauh letaknya dari Bumi Alit dapat ditempuh dengan perjalanan kaki…dan dijamin gak capek sangking deketnya (´`)



Situ Lengkong merupakan obyek wisata alam yang terletak di kecamatan Panjalu kabupaten Ciamis. Untuk memasuki area obyek wisata ini, pengunjung  dikenai biaya retribusi sebesar Rp. 2.500,- per orang. Daya tarik Situ Lengkong berupa panorama danau alami yang indah serta keberadaan sekumpulan kalong ( kelelawar besar ) yang berkumpul di tanjung yang menjorok ke tengah danau. Udara yang sejuk di lokasi ini membuat  betah berlama-lama menikmati pemandangan alam Situ Lengkong ini.

Nih dia dear suasana sejuk disitu lengkong ˆˆ




Situ Lengkong Panjalu merupakan perpaduan antara objek wisata alat dan objek wisata budaya. Di objek wisata ini kita bisa menyaksikan indahnya danau (situ) yang berhawa sejuk dengan sebuah pulau terdapat di tengahnya yang disebut Nusa Larang. Di nusa ini terdapat Makam Hariang Kencana, putra dari Hariang Borosngora, Raja Panjalu yang membuat Situ Lengkong pada masa beliau menjadi raja kerajaan Panjalu.
Nah ini dia si Nusa Larang yang berada ditengah situ ˆˆ



Untuk menghormati jasa para leluhur Panjalu, maka sampai saat ini warga keturunan Panjalu biasa melaksanakan semacam upacara adat yang disebut Nyangku. Acara ini dilaksanakan pada tiap-tiap bulan Maulud dengan jalan membersihkan benda-benda pusaka yang disimpan di disebut Bumi Alit yang telah dijelaskan sebelumnya .
Kegiatan wisata yang bisa dilaksanakan di situ lengkong  antara lain: berperahu mengelilingi nusa, memancing, camping, berziarah dan sebagainya.





Pengunjung dapat mengelilingi danau dengan menggunakan perahu untuk menyusuri tepian danau yang sangat eksotis itu. Tarif yang dikenakan untuk mengelilingi danau seluas itu relatif terjangkau yaitu sebesar Rp. 10.000,- per orang. Sungguh merupakan wisata alam yang sangat menyegarkan tanpa harus merogoh kocek terlalu dalam. Namun, tarif tersebut dapat berubah-ubah tergantung banyaknya penumpang, jika ingin semakin murah sebaiknya semakin banyak mengajak teman.



Objek wisata ini terletak di Desa/Kecamatan Panjalu dengan jarak kurang lebih 41 km dari kota Ciamis ke arat utara.Tentunya acara adat Nyangku Di Situ Lengkong Panjalu ini adalah sebuah warisan kebudayaan yang harus tetap dilestarikan khsusnya untuk masyarakat Sunda. Banyak sekali hikmah yang bisa kita petik dari acara Adat Nyangku ini, yaitu sebuah bukti bahwa Islam telah telah disyi'arkan di Tatar Galuh Parahiyangan pada waktu itu dan acara Nyangku yang dilakukan pada setiap Bulan Mulud juga mengindikasikan bahwa nenek moyang kita telah mewariskan suri tauladan bagaimana cara yang harus kita lakukan untuk mengungkapan rasa kecintaan kita kepada Nabi Muhammad Saw.

Setiap minggunya, ribuan umat Muslim berbondong-bondong ke Panjalu, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Mareka datang untuk berwisata ziarah ke Situ Lengkong yang airnya dipercaya berasal dari mata air zamzam di Mekkah, Arab Saudi. Asal-usul air ini, rupanya bukan hanya mitos, sebab ada beberapa bukti arkeologis yang mendukung mitos tersebut.



Danau Situ Lengkong dipercaya airnya berasal dari mata air Zamzam di Arab Saudi yang dibawa oleh Sanghyang Borosngora pada abad ketujuh. Peziarah yang datang ke Situ Lengkong, membawa air dari danau ini sebagai buah tangan.  Selain berwudhu di air danaunya, umat muslim juga berziarah ke makam Prabu Hariang Kancana yang dimakamkan di Nusa Gede, sebuah pulau kecil di tengah Danau Situ Lengkong .



Untuk mencapai makam Prabu Hariang Kancana kami harus mendaki tangga setelah sampai di Nusa Gede. Karena makam Prabu Hariang Kencana terletak diatas bukit. Di Nusa Gede ini juga terdapat makam-makam bupati serta keturunanya.






Selain hal-hal menarik diatas, salah satu hal menarik lainnya adalah kelelawar atau banyak yang menyebut kalong yang menghuni Nusa Gede di Situ Lengkong. Kelelawar atau kalong tersebut akan kita jumpai pada saat mengelilingi Situ Lengkong untuk menuju Nusa Gede, yang unik ukuran kelelawar atau kalong di Situ Lengkong ini besar-besar sehingga menimbulkan rasa gemas kita melihatnya.



Kehadiran Kalong tersebut menandakan hutan yang berada di pulau kecil di tengah Situ Lengkong tersebut masih menjadi habitat yang asri dan menarik dihuni oleh para Kalong. Mereka seolah tidak peduli dengan kehadiran para pelancong yang datang sekedar berwisata melihat keindahan Situ Lengkong, atau berziarah ke makam di tengah pulau yang dianggap sebagai jejak kejayaan Kerajaan Panjalu di waktu dulu.

Hal yang perlu diketahui saat berkunjung ke Situ Lengkong adalah , menurut mitos yang ada tidak diperkenankan kita menyebut kelelawar atau kalong jika sedang mengelilingi Situ Lengkong serta berziarah di Nusa Gede. Selain itu tidak diperbolehkan berkata kotor dan berbicara atau memanggil dengan bahasa yang kasar.

Di Situ Lengkong terdapat pula beberapa bangunan rumah tradisional yang konon dulunya di sebut kampong wisata, namun saat ini bangunannya sudah rusak dan tidak terawat. Padahal jika bangunan-bangunan tersebut di kelola lagi tentu saja akan menambah daya tarik bagi para pelancong yang nantinya pasti akan meningkatkan devisa daerah.





Situ Lengkong merupakan objek wisata yang sangat terjangkau menurut kami, selain tarif masuk dan tarif berkeliling dengan perahu yang murah, berbagai makanan serata cindera mata yang dijajakan ditempat inipun sangat murah. Sebagai contoh pengalaman kami, kami dapat mengisi perut sepuasnya hanya dengan Rp. 4000,- dengan lauk yang sederhana dan lezat, namun jika ingin menambahkan ikan, daging, atau telur hanya menambah Rp. 2000,- sungguh tempat makan yang paling murah yang pernah kami temui di tempat wisata. Sangat sesuai dengan keadaan kami yang pada saat itu benar-benar kehabisan uang karena ternyata di desa Panjalu ini belum ada ATM (´`)





Itu tadi cerita saya selama liburan di Panjalu dear…Alhamdulillah menyenangkan (´`)
Kami di Panjalu menginap dirumah kakek dari salah satu teman kami ˆˆ
Di rumah kakek teman kami ini, kami benar-benar menikmati suasana pedesaan yang adem ayem dan tentram (´`)
Pagi-pagi sekali kami sudah disuruh mencicipi air yang diambil dari endapan pohon kelapa untuk dibuat gula….rasanya yummy banget pemirsah (´`)


Sore harinya kami dianjak mencari ikan dikolam belakang rumah untuk dibakar dimalam hari….
Uh….suasananya dapet banget dear….Bakar ikan sambil menikmati bintang-bintang dan suara jangkrik…suasana tentram yang gak mungkin bisa didapat dikota-kota ˆˆ




Sekian postingan tentang pengalaman wisata saya didesa Panjalu ini…semoga bermanfaat ˆˆ
Baca juga next trip-trip saya ke berbagai tempat lainnya yah (´`)

Jangan lupa share dan likenya…tengkiyu ˆˆ

5 komentar:

Anonymous said...

sedikit serem sih,,, tapi penasaran juga gan,,, hehehehe

Asep Abdul Rozak said...

kebetulan saya lg mau KKM di panjalu . . infonya sangat membantu nih . . thanks ya

Unknown said...

nama juru kunci nya salah ya dear tapi it's ok lah...

Unknown said...

mantabs ceritanya, boleh info naik elf nya turun di pemberhentian terakhirnya dimana ya? di desa apa soalnya sy dulu pernah kesana tapi lupa< Tks

Unknown said...

Makasih infonya

https://bit.ly/2BkmiXj

Post a Comment

 
Copyright © Vera Susanti